Cinta untuk Lahan Gambut (Menjaga Lahan Gambut, Menjaga Indonesia)




Source : www.infonawacita.com
Kepedulian adalah sebuah cinta. Sikap yang datang bukan dikarenakan suatu keterpaksaan. Bahkan, kabar baik ataupun buruk sekalipun tidak akan sampai dia tidak tau. Indonesia adalah sebuah negara dengan bangsa yang besar dan unik. Bangsa yang hidup bersama dalam kebhinekaan, kedamaian,  dan kerukunan. Prinsipnya adalah saling bahu-membahu dan semangat gotong royong. Sumber daya alamnya  melimpah-ruah menunjukan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa yang luar biasa. Kekayaan yang terhampar dari Sabang sampai Merauke dari berbagai sektor, pertanian, pertenakan, pertambangan, dan perairan, semua adalah kekayaan kita. Ya, kita bangsa Indonesia.
Kini, keelokan itu tidak lagi memberi senyum ketika ibu pertiwi dilanda kepedihan karena ulah bangsanya sendiri. Kita lalai akan bagaimana sikap cinta tanah air itu. Bumi Indonesia meronta-ronta ketika harus membiarkan lingkungan sungai tercemarkan oleh sampah. Lahan hutan ditebang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pembukaan lahan dengan pembabakan dan pembakaran lahan gambut. Mereka tidak lagi peduli. Padahal apa yang telah mereka lakukan akan berdampak kepada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Berbicara gambut, kini masyarakat beranggapan bahwa ekosistem ini hanyalah sebuah rimba. Pada dasarnya ini biasanya memang alami terbentuk di hutan-hutan yang tidak tersentuh oleh kehidupan manusia.
Dikutip dari pantaugambut.id bahwa, gambut adalah hamparan yang terbentuk dari sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut, dan jasad hewan yang membusuk. Timbunan tersebut menumpuk selama ribuan tahun hingga membentuk endapan yang tebal. Gambut umumnya ditemukan di area genangan air, seperti rawa, cekungan sungai, maupun daerah pesisir. Gambut bisa berada di dataran rendah dan dataran tinggi.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa gambut memiliki manfaat yang cukup besar untuk lingkungan sekitar. Beberapa manfaat dari adanya lahan gambut adalah pertama, sebagai penyimpan cadangan air sehingga lahan tersebut menjadi habitat ikan, udang, dan hewan lainnya. Kedua, penyimpan cadangan karbon. Ketiga, mencegah terjadinya erosi dan banjir.
Ketika pemanfaatan dari lahan gambut tersebut direnggut,  maka akan muncul negasi-negasinya. Pembabakan lahan gambut akan memusnahkan habitat hewan dan ekosistemnya.  Pengeringan lahan gambut akan menerbangan emisi gas karbondioksida, sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan kebakaran hutan. Pengosongan lahan gambut akan menyebabkan tidak ada lagi penahan aliran air ketika hujan, sehingga akan rentan terjadi erosi dan banjir.
Dikutip dari dibi.bnpb.go.id bahwa, jumlah kejadian bencana banjir yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2017 (sampai juni) adalah 511 kejadian, bencana tanah longsor adalah 396 kejadian, bencana banjir dan longsor adalah 40 kejadian, dan bencana kebakaran hutan dan lahan adalah 5 kejadian. Dan totalnya telah memakan korban meninggal sebanyak 191 orang. Betapa kejamnya ketika kenyataannya penyebab mati orang lain adalah dikarenakan ulah nakal tangan kita yang tidak peduli lingkungan, sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan. Sehingga ulah nakal tersebut mengonotasikan kita sebagai seorang pembunuh.
Gambut adalah satu contoh yang seringkali disepelekan. Padahal bisa saja potensi dari lahan gambut tersebut dikembangkan tanpa mengubah bentuk alaminya. Potensi untuk wisata edukatif contohnya, lahan gambut bisa menjadi sarana belajar dan menambah wawasan bagi wisatawan, tentunya dengan sedikit pengaturan latar. Di kawasan sekitar lahan dibangun sebuah museum botani, arena santai dengan berbagai pengondisian untuk wisata keluarga.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga lahan gambut. Dengan menjaga lahan gambut berarti telah berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, mengantisipasi kerusakan alam, melindungi nyawa banyak orang, dan berperan dalam menjaga stabilitas negara. Kata kuncinya hanya satu, peduli atau tidak. Ayo, pantau gambut! #PantauGambut

0 komentar:


close